Presentasi Tugas Projar Rumah Adat

 Rumah adat Papua, Honai


Anggota kelompok:

Algi

Andi

Munzier

Fayyadh


Gambar Rumah adat 








 

 

 

 

Alat:

Tembakan lem

Gunting

Cutter


Bahan:

Stick es krim

Rumput Sintetis

Lem

Serabut kelapa

Batu kerikil

Kardus

Cat


Fungsi Rumah Adat Honai

Rumah Honai memiliki berbagai fungsi, yakni:

1 Sebagai tempat tinggal Tempat

2 menyimpan alat-alat perang

3 Tempat mendidik dan menasehati anak-anak lelaki agar bisa menjadi orang berguna di masa depan

4 Tempat untuk merencanakan atau mengatur strategi perang agar dapat berhasil dalam pertempuran atau perang

5 Tempat menyimpan alat-alat atau simbol dari adat orang Dani yang sudah ditekuni sejak dulu.


Bagian - bagian Rumah adat Honai

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), bentuk bangunan honai adalah bulat atau bundar dengan diameter 4-6 meter, ditopang oleh 4 tiang utama (heseke) dan tiang-tiang penyangga yang kokoh kuat dengan tinggi 5-7 meter. Terdiri dari 2 bagian, yakni lantai dasar (agarawa) dan lantai atas atau loteng (henaepu). Bangunan honai yang bulat dirancang untuk menghindari cuaca dingin karena tiupan angin kencang. Didirikan rapat ke tanah dengan alas (lantai) langsung ke tanah juga lalu ditutupi rumput-rumput kering (jerami). Setiap honai biasanya dapat menampung sekitar 10 hingga 15 orang. Honai biasanya dapat bertahan sebelum diganti selama 5 hingga 12 bulan. Membangun honai adalah tugas para lelaki Dani dan tugas itu mereka kerjakan secara bergotong royong. Tradisi tersebut masih tetap bertahan hingga sekarang.Honai ditopang oleh 4 tiang utama yang disebut heseke, yang ditancapkan di tanah dengan jarak tertentu (kira-kira 1 meter) sehingga berbentuk bujur sangkar. Di tengah-tengah tiang utama inilah ditempatkan tungku api yang disebut wulikin yang berbentuk bulat. Suatu honai dibuat loteng sehingga terbagi menjadi dua kamar, di bagian atas disebut henaepu sebagai tempat tidur dan bagian bawah disebut agarowa sebagai tempat untuk beristirahat, bercerita atau bercengkerama, dan makan. Bagian loteng atau lantai atasnya rangkanya dibuat dengan kayu-kayu buah dan dialasi anyaman kayu lokop (semacam bambu yang sangat kecil) serta dapat dialas lagi dengan jerami atau rumput kering. Pintu honai hanya satu, berukuran kecil dan pendek sehingga orang keluar dan masuk dengan posisi merangkak. Di bagian kiri atau kanan pintu masuk terdapat pintu menuju ke loteng.Sebagai alas duduk atau alas tidur adalah sawuleka yang diambil dari alang-alang pilihan yang disebut yeleke. Alas atau penutup lantai berupa jerami juga dapat diganti sesuai kebutuhan sama halnya dengan alang-alang penutup atap


Rancangan Pembuatan

Minggu Pertama:Membuat Sketsa

Minggu Kedua:Membuat lantai

Minggu Ketiga:Membuat Dinding

Minggu Keempat:Membuat atap

MInggu Kelima:Mengecat Rumah adat

MInggu Keenam:Memberi Hiasan

Minggu ketujuh:Selesai membuat Rumah adat 

 

TERIMA KASIH




 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perkenalan